@ Makalah Budidaya Tanaman Bawang Putih Di Dataran Tinggi

Selamat pagi sobat marica, dipagi yang cerah ini caca akan membagikan sebuah makalah yang berhubungan dengan pertanian. Sobat marica yang dari Fakultas Pertanian semoga terbantu tugas kuliahnya ya. Makalah ini kontribusi dari saudara kita Salman Efendy. Jangan lupa untuk berterimakasih untung saudara Salman Efendy ya sobat!!

Makalah Budidaya Tanaman Bawang Putih 
Didataran Tinggi
Oleh : Salman Efendy*

Gambar Bawang Putih
wikipedia.org

I.  PENDAHULUAN

Bawang putih (Allium sativumL.) merupakan komoditas sayuran yang banyak mendatangkan keuntungan karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Umbi bawang putih banyak digunakan sebagai bumbu masak. Selain dikonsumsi sebagai bumbu masak, bawang putih dapat digunakan sebagai bahan obat dan kosmetik (Santoso 1988). Sentra bawang putih di Indonesia umumnya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Berdasarkan survey eksplorasi, sekitar 72 persen daerah penanaman bawang putih terdapat di Jawa (Buurma 1991). Penanaman bawang putih di Jawa kebanyakan (66 persen) dilakukan di dataran tinggi (> 700 meter dpl). Varietas bawang putih utama yang diusahakan di dataran tinggi adalah Lumbu Hijau, Tawangmangu, Lumbu Kuning, Gombloh dan Tes.

Kebutuhan (konsumsi) bawang putih dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, semakin membaiknya perekonomia nasional dan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya gizi komoditas tersebut. Namun, peningkatan ini belum mampu diimbangi dengan peningkatan produksi. Hal ini disebabkan oleh luas tanam dan produktivitas hasil yang rendah (6,43 ton/ha pada tahun 1995) (Renstra Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 1997).

Dari referensi kita dapat mengidentifikasikan bahwa baik luas panen maupun produksi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan produktivitas hasil masih rendah walaupun mengalami peningkatan terutama sejak tahun 1991 sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk karena ada kecenderungan impor umbi bawang putih mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Beberapa penyebab rendahnya produksi bawang putih ini adalah kualitas bibit yang rendah, serangan penyakit terutama jamur dan virus, lingkungan tumbuh yang kurang optimum serta tingginya kehilangan hasil akibat teknik penyimpanan umbi yang kurang memadai di tingkat petani (Kasiyadi 1981 dan Hilman dkk. 1991). 

Sumber : Renstra Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 1997 Dengan adanya krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia usaha peningkatan hasil bawang putih di dalam negeri menjadi suatu keharusan. Dengan peningkatan produksi ini diharapkan ketergantungan Indonesia terhadap impor bawang putih dari luar negeri dapat dikurangi sehingga dapat meningkatkan devisa dari taraf hidup petani. Untuktujuan tersebut, beberapa usaha yang perlu ditempuh antara lain; intensifikasi (penggunaan bubit unggul, pengolahan tanah yang memadai, pemupukan berimbang), ekstensifikasi ke daerah-daerah potensi dan modifikasi lingkungan tumbuh kurang optimal dengan memasukkan varietas unggul, pengairan dan drainase, pengendalian hama dan penyakit serta gulma serta mengefisienkan faktor-faktor produksi yang digunakan (Asandhi dan Gunadi, 1985; Hilman dan Noordiyati 1988). 

Mengingat biaya usaha tani bawang putih cukup besar dengan tingkat risiko usaha tani cukup tinggi bila dibandingkan dengan usaha tani komoditas lainnya maka diperlukan panduan yang lebih terinci mengenai teknologi budidaya bawang putih di Indonesia.

Untuk makalah selengkapnya dapat sobat download.
Type file : Docx
Ukuran : 29 kb

oOo
*Salman Efendy


Related Posts :

0 Response to "@ Makalah Budidaya Tanaman Bawang Putih Di Dataran Tinggi"

Posting Komentar